|
Melacca/Malaka |
Sama seperti
kota lainnya di Malaysia, Melacca punya ciri khas tersendiri yang tidak bisa
saya lupakan. Suasana kota kecilnya yang tenang kembali memanggil saya untuk ke
tiga kalinya datang ke Kota ini.
Orang Indonesia akan lebih familiar menyebut MALAKA.
Sedangkan orang Malaysia akan menyebutnya Melake seperti dialek mereka. Bagi
saya Melacca dalah kota kecil yang sangat damai. Suasanya nya tidak sehiruk
pikuk Kuala Lumpur, Johor ataupun Penang. Suasana multi culturalnya sangat
tenang.
Ada banyak alasan orang-orang
berkunjung ke Melacca, wisata kuliner, wisata sejarah, bahkan sekedar escape
dari kesibukan rutinitas. Sedangkan orang Indonesia selain berwisata, mereka ke
Melacca untuk berobat karena ga bisa dipungkiri kualitas pengobatan Rumah Sakit
di sini masih lebih baik menurut orang Indonesia dibandingkan di Indonesia,
terutama di daerah yang berbatasan langsung atau sangat dekat dengan Malaysia,
seperti Kepulauan Riau.
Ada banyak tempat yang bisa
dijadikan tujuan wisata disini. Apalagi di seputaran Jongker Street. Tidak Jauh
dari Jonker Walk juga ada Rumah Merah. Bangunan ini berwarna merah bata. Ada
museum, gereja dan bangunan lainnya. Kawasan
ini memang diciptakan untuk berwisata. Ada banyak sekali spot untuk berfoto di
sekitaran rumah merah ini. Banyak
pengunjung lokal Malaysia ataupun dari mancanegara yang berkunjung ke sini,
melihat lihat dan berfoto di kawasan ini, serta tidak ketinggalan menaiki becak
hias.
|
Kawasan Rumah Merah tempat yang paling banyak dikunjungi |
Kawasan Rumah Merah ini seolah menjadi ciri khas Malaka. Bangunannya yang berwarna merah bata serta posisinya yang dibuat saling berdekatan dengan bangunan bersejarah lainnya membuat kawasan ini seolah-olah pusat kawasan wisata di Malaka
|
Salah satu becak hias yang ada di kawasan Rumah Merah |
Tidak ketinggalan aku dan Parni menaiki becak hias untuk berkeliling rumah merah sembari mencari tempat penginapan untuk kami beristirahat. Rupanya Abang Beca disini sudah sangat memahami keinginan para pengunjung, mereka menawarkan bantuan untuk membantu mengabadikan kegiatan kami, jadilah si abang becak sebagai fotografer kami pada saat itu.
Beberapa meter dari kawasan rumah
merah ada kawasan Jonker Walk, merupakan kawasan tempat belana souvenir khas
Melacca dan ada juga beberapa café untuk minum dan makanan ringan. Di
sekeliling jonker walk kita bisa menikmati bangunan-banguna bersejarah yang
dirawat dan dilestarikan. Dan ada banyak kios yang menyewakan sepeda kayuh bagi
pengunjung sehingga dapat berkeliling kawasan wisata ini dengan sepeda. Tapi
kali ini saya dengan Parni memilih berjalan kaki
|
Explore Jonker Walk dimulai. |
|
.. |
|
Jonker Walk |
|
|
|
|
|
|
|
Masih sempat selfie saat naik Melaka River Cruise |
Objek wisata berikutnya adalah Maritime Museum yang lokasinya masih berdekatan dengan rumah merah. Museum ini dahulunya adalah Kapal yang akhirnya diabadikan menjadi Museum.
|
Maritime Museum
|
|
Maritime Museum |
Setelah puas melihat-lihat dan
berfoto di Maritime Museum kita bisa melanjutkan perjalanan untuk melihat
Kereta Api tua yang sekarang sudah diabadikan menjadi objek wisata, diubah suai
atau dimodifikasi sehingga bagian dalam kereta api dibuat seperti kios untuk
berniaga barang-barang souvenir untuk dijual kepada pengunjung. Di depan Kereta
Api tua ini juga terdapat Pesawat Tempur tua yang dipajang untuk objek wisata, sehingga
di tempat ini banyak sekali spot menarik untuk berfoto. Lokasi obek wisata nya
yang berdekatan membuat pengunjung merasa nyaman karena dengan mengunjungi satu
tempat mereka bisa menikmati beberapa objek wisata.
|
Kereta Api |
|
Kereta Api |
|
. |
|
Museum UMNO lokasinya diseberang Kereta Api |
|
Monumen Pesawat yang lokasinya berdampingan dengan Kereta Api |
Objek wisata lain yaitu Dataran
Merdeka, lokasinya juga tiak jauh dari Kereta Api tua tersebut. Banyak
pengunjung yang bersepeda atau menaiki becak hias menuju Dataran Merdeka dan
bersantai di kawasan tersebut, Di dataran Merdeka ada Benteng Peninggalan Portugis dan beberapa alat-alat perang zaman
penjajahan.
|
Dataran Merdeka Melaka |
|
Asam Pedas Claypot Taman Kota Damansara |
Belum puas rasanya berjalan-jalan di Malaka. Tapi apa daya, kami harus kembali ke Indonesia. Mungkin suatu saat nanti aku akan kembali ke sini. Selamat Tinggal Melaka.. Sampai jumpa di lain waktu.